Persiapan untuk membuka sebuah restoran baru mungkin
sangat merepotkan, bagi seseorang yang tidak memiliki back ground dalam usaha
kuliner. Banyak hal yang harus jadi bahan pertimbangan, mulai
dari pembiayaan hingga masalah karyawan.
Berikut
ini adalah 9 hal mendasar yang harus anda pahami sebelum membuka sebuah
restoran :
1. Memiliki sebuah restoran merupakan sebuah pekerjaan.
Konsepnya harus mudah dipahami. Memiliki sebuah
restoran berarti anda akan menghabiskan sebagian besar waktu untuk bekerja,
khusus di awal pembukaan, karena kunci dalam menjalankan bisnis rumah
makan/restoran adalah di awal-awal pembukaan. Seperti kebanyakan dalam awal
membuka usaha, kegiatan melakukan promosi adalah pekerjaan yang paling banyak
menghabiskan waktu dan harus dijalankan.
Apabila anda adalah orang yang memiliki kebiasaan
melakukan weekend dengan berlibur, merayakan ulang tahun anak, atau merayakan
pesta Tahun Baru, maka akan sangat terasa sekali, karena kemungkinan besar anda
harus bekerja pada hari-hari tersebut, karena justru di hari-hari tersebutlah
anda sangat sibuk.
2.
Jangan pernah berfikir bahwa konsumen akan berbondong-bondong ke restoran anda.
Dibutuhkan kepercayaan diri untuk membuka sebuah usaha
sendiri, khususnya restoran. Hal itu diperlukan. Namun, jangan berjalan
sendiri. Membuka restoran tidak sama dengan film Field of Dreams. Jika anda
membangunnya, konsumen akan datang, atau mungkin, mereka hanya berkata akan
datang, atau mereka datang sekali dan kemudian tidak pernah kembali lagi.
Saya tidak bermaksud menakuti, dibutuhkan ketelatenan,
kesabaran karena terkadang kita harus melewati terlebih dahulu masa
pembelajaran dan penggodokan ide serta konsep melalui proses waktu untuk
mengetahui pola perilaku calon konsumen kita yang notabene memiliki selera
lidah yang bermacam macam.
Disinilah diperlukan kejelian, ketajaman atau mungkin
semacam naluri untuk membaca hal tsb. Yang paling sederhana adalah kita bisa
melakukan survey dengan menyebarkan semacam angket atau kuisioner ke
rumah-rumah atau di kampus kampus untuk sekedar mengetahui sedikit gambaran selera
lidah calon konsumen kita.
Pelajari cara terbaik untuk memasarkan brand di daerah
Anda, karena setiap daerah memiliki karakteristik konsumen yang berbeda, baru
setelah itu menerapkan strategi pemasaran yang disesuaikan dengan karakteristik
konsumen, atau bahkan jika ingin tampil beda, lakukan kustomisasi.
3.
Lingkungan
Kerja yang Positif
Meskipun banyak bisnis milik keluarga yang terbukti
sukses, termasuk restoran, anda harus hati-hati sebelum mempekerjakan teman
atau saudara ataupun mempekerjakan salah satu kelompok ini. Pertimbangannya
adalah demi terciptanya Lingkungan Kerja yang positif. Lakukan apa yang anda
bisa untuk menciptakan lingkungan yang positif di mana orang merasa mereka
dapat percaya satu sama lain dan saling bekerja sama. Mempekerjakan orang
berkualitas, bisa mengenal mereka dan memperlakukan mereka dengan adil.
Keseimbangan antara keceriaan dengan kerja keras akan menciptakan lingkungan
yang positif. Hindari meng-“Anak Emas” kan satu atau beberapa karyawan - meskipun mereka lebih berprestasi- karena akan
menimbulkan gap (jurang) yang beresiko pada keutuhan bisnis. Dengan begitu
dinamika hubungan dalam lingkungan kerja anda akan tetap terjaga.
4. Memiliki rencana bisnis (business plan) yang jelas.
Rencana bisnis sangat berguna, apalagi bagi pengusaha
baru di industri makanan/restoran. Di saat anda berusaha mencari informasi
tentang rencana bisnis restoran, anda mungkin akan menemukan masalah yang belum
pernah anda fikirkan sebelumnya, misalnya, masalah lisensi dan pengurusan
perijinan, undang-undang kesehatan serta perpajakan. Carilah lebih banyak
informasi tentang cara menulis sebuah rencana bisnis restoran.
5. Pelajari tentang persaingan.
Di dalam membuka usaha restoran memiliki persaingan
yang sangat ketat, walaupun bisnis ini sendiri sebenarnya tidak pernah mati,
alias selalu tumbuh dan berkembang. Untuk itu Pebisnis Restoran dituntut untuk
menjadi seorang Enterpreneur Sekaligus Entertainer. Pengusaha restoran yang
sukses adalah perpaduan dari karakter seorang pengusaha handal dengan penghibur
jempolan. Selain menyuguhkan makanan yang lezat, pebisnis restoran juga
dituntut untuk melayani dan menghibur konsumen. Orang yang ingin membuka
restoran sendiri jangan pernah memandang sebelah mata pada restoran lokal.
“Saya bisa membuka masakan udang yang lebih baik
daripada restoran ini.” “Jika saya memiliki restoran, saya tidak akan pernah
meletakkan TV di bar.” Cobalah untuk tidak mencampuradukkan penilaian personal
dengan usaha. Tentu ada sesuatu di restoran lain yang dapat menarik konsumen.
Meskipun anda tidak menyukai ide untuk meletakkan TV di bar, kebanyakan
konsumen menyukainya. Saat mempelajari persaingan, tanyakan kepada diri sendiri
“Mengapa orang datang ke sini?” “Apa yang menarik?” Kemudian, carilah informasi
tentang hal tersebut dan bagaimana akan menerapkannya di restoran milik anda
dengan cara yang lebih baik. Karena management restoran membutuhkan keseimbangan
di antara kreativitas, kecerdasan bisnis, ketrampilan melayani pelanggan, dan
menciptakan suasana menghibur. Mencari sesuatu yang unik dan tidak dimiliki
restoran manapun merupakan tips-tips dalam mensiasati adanya persaingan.
6. Citra Rasa
Perpaduan antara kelezatan dan kenyamanan mensyaratkan
adanya penciptakan menu masakan yang unik, tanpa meninggalkan citarasa lokal. Menu
restoran yang ideal adalah keseimbangan antara sajian yang unik dan makanan
favorit sejak dahulu kala.
Sebagai Usaha yang sangat sensitif terhadap rasa (dan selera), penting sekali
selektif dalam memilih juru masak yang betul-betul ahli dibidangnya. Jual-lah
masakan yang terbaik dan bermutu tinggi. Sentuhan kelezatan dan keunikan
masakan anda akan memberikan daya tarik tersendiri bagi pelanggan, terlebih
lagi dengan penambahan rasa baru pada makanan yang biasa mereka nikmati.
7. Pilih satu konsep yang jelas.
Tidak ada yang lebih membingungkan (oke, tentu ada hal
lain yang lebih membingungkan, namun yang satu ini sangat mengganggu saya)
daripada konsep restoran yang tidak jelas. Konsep mencakup pemilihan menu,
pengaturan desain tata letak ruangan, menu book, fotografi makanan dan harga
jual, termasuk pula cara pelayanan, penyajian masakan, promosi yang berlaku,
arahan jenis makanan, sampai seragam crew. Contoh mudahnya kita ambil restoran
yang menyajikan konsep suasana alam (pedesaan) dengan pemilihan menu makanan
serba ikan.
Sehingga muncul penggambaran Kalau tak kenal, maka tak
sayang untuk menerjemahkan konsep itu sendiri, sebagai tanda pengenal
(branding/labeling) bagi calon pengunjung untuk lebih memudahkan dalam memilih
dan menentukan dalam selera dan keinginan.
8. Lokasi Sebuah Restoran
Pilih lokasi yang (dianggap) sempurna, walaupun disini
sifatnya subyektif. Sebelum anda menyusun rencana bisnis, menulis menu,
atau mengajukan permohonan pinjaman ke Bank, terlebih dahulu anda harus
menentukan di mana restoran anda akan dibuka. Penentuan lokasi sebuah restoran
sama pentingnya dengan pilihan makanan dan pelayanan itu sendiri untuk
menentukan sukses atau tidaknya usaha anda. Walaupun tidak menutup kemungkinan,
adanya lokasi yang sempit dan terpencil banyak juga dikunjungi pelanggan,
tetapi paling tidak memberi kemudahan dalam mempromosikan bagi calon pelanggan
baru kita. Kriteria lokasi 2T, terjangkau dalam artian mendapat kemudahan dalam
transportasi, termasuk penyediaan parking area. Dapat terlihat dengan jelas
yang dimungkinkan adanya pemasangan papan nama, logo, spanduk ataupun media
promosi yang lain.
Lokasi akan mempengaruhi banyak hal, termasuk menu, yang
mana pemilihan lokasi berkaitan dengan profil penduduk di sekitar, tingkat
sosial ekonominya, kebiasaan budaya, dan gaya hidup mereka. Selain itu juga
harus dipelajari karakteristik persaingan dan profil para kompetitor,
keberadaan industri, dan pariwisata di sekitar lokasi. Jika anda telah memiliki
rencana lokasi restoran, jangan terlalu yakin sebelum anda yakin bahwa lokasi
tersebut memenuhi semua kriteria sebuah restoran yang sukses.
9. Jangan membuat asumsi apapun tentang sebuah restoran baru.
Memiliki kejujuran adalah kunci bagi tahan lamanya
sebuah bisnis. Jujur dalam berbisnis lebih dari bersikap jujur kepada konsumen,
namun juga bersikap jujur pada diri sendiri. Salah satu contohnya adalah dengan
bersikap tegas dan disiplin dalam mengelola keuangan usaha kuliner yang anda
jalankan. Meskipun ada beberapa kelebihan menjadi seorang bos, ada juga
beberapa kelemahannya, misalnya, tidak memiliki hari libur. Teman dan keluarga
mungkin menyatakan anda sebagai koki terbaik di dunia, namun memasak di rumah dengan
memasak untuk orang banyak adalah dua hal yang berbeda.
Sumber :
- http://bladok.com/blog/?p=14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar